Selasa, 12 Februari 2013

Mengapa Harus Beristighfar???....

Manusia tidaklah ma'sum (terjaga) dari kesalahan dan perbuatan dosa berdasarkan tabiat kemanusiaanya. Dan lagi, musuh manusia teramat banyak ; diantaranya adalah nafsu yang bersemayam dalam dirinya dan yang menjadikanya indah dalam pandangan matanya, serta menyuruhnya kepada keburukan.
Firman Allah :
"...Karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang di beri rahmat oleh Rabbku..."
(Yusuf [12] : 53)

Kemudian juga setan, musuh bebuyutan yang selalu mengintai manusia untuk menggiringnya menuju jurang kebinasaan. Selanjutnya hawa nafsu yang selalu menghalang-halangi di jalan Allah. musuh berikunya Adalah dunia dengan segenap tipuan dan perhiasanya. Seorang yang ma'shum adalah orang yang dilindungi oleh Allah. Maka, jauhilah sikap gegabah dan bosan dalam menjalankan ketaatan, serta sikap lalai di hadapan Allah. Karenanya Nabi bersabda seperti di riwayatkan Abu Hurairah :
"Demi Allah, seandainya kalian tidak berbuat dosa tertentu Allah akan menyingkirkan kalian semua dan mendatangkan suatu kaum yang berbuat dosa, lalu mereka memohon ampun kepada Allah dan Allah mengampuni mereka." (HR.Muslim)

Akan tetapi ada satu masalah yang mesti di perhatikan, yakni bahwa banyak orang yang meyakini bahwa istighfar itu hanya di lakukan dengan lisan. Salah seorang dari mereka membaca,"Astaghfirullah (aku memohon ampun kepada Allah)." Namun kemudian tidak ada bekas yang di tinggalkan kalimat ini ada dalam hati, sebagaimana tidak ada pengaruhnya yang bisa di saksikan pada anggota badan. Istighfar semacam ini pada hakikatnya adalah perbuatan para pendusta.

Fudhail bin Iyadh berkata,"istighfar tanpa diiringi meninggalkan perbuatan dosa adalah taubat para pendusta."

Salah seorang shalih menuturkan,"istighfar kita membutuhkan istighfar." Artinya, barangsiapa memohon ampun kepada Allah tetapi tidak meninggalkan kemaksiatan, maka permohonan ampunanya membutuhkan permohonan ampunan pula. Hendaklah kita perhatikanlah bahwa ucapan ini terlontar setelah disampaikanya ungkapan-ungkapan lembut oleh Ibrahim.

Ketika sang ayah menghadapinya dengan ucapan ini,"Pasti engkau akan kurajam," Ibrahim tidak membalasnya dengan perbuatan buruk dan sejenisnya, bahkan hal pertama yang terlintas di dalam pikiranya adalah memohonkan ampun untuknya :
"Dia (Ibrahim) berkata,'semoga keselamatan di limpahkan kepadamu, aku akan memohonkan ampunan bagimu kepada Rabbku.Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku.'"(Maryam [19] : 47)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar